Berulang tahun artinya mengulang (proses) memori kelahiran, Partai Kebangkitan Bangsa kini berusia dua puluh lima tahun pada 23 Juli 2023 (5 Muharram 1445 H).
Dalam usia yang terbilang sangat matang, deretan masalah bangsa tentunya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bentuk tanggung jawab yang diemban Partai Kebangkitan Bangsa.
Baca juga:
Surya Paloh: Anies, Kau Jangan Menyerah
|
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah genap berusia 25 tahun. Sejak didirikan pada 23 Juli 1998 silam, PKB tanpa henti terus memberikan pengabdiannya terhadap Indonesia dan menjadi "ombak besar" kekuatan politik bagi kemajuan bangsa.
Diketahui, PKB sebagai parpol yang didirikan oleh para ulama bertempat di Jakarta merupakan parpol yang berideologi moderat. Partai ini didirikan oleh para kiai Nahdlatul Ulama (NU) di antaranya KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH Mustofa Bisri, dan KH A Muhith Muzadi. Termasuk yang ikut membantu di antaranya KH Dimyati Rois dan KH Said Aqil Siroj.
Baca juga:
Hijrah Dari Tempat Kerja Yang Buruk
|
Bagi penulis tentunya para deklarator PKB tentunya adalah orang-orang yang sangat mulia, yang tanpa pamrih dan juga bukan bermaksud mendirikan partai untuk kepentingan diri atau kelompoknya saja, namun untuk kepentingan bangsa dan negara dengan balutan ketulusan, komitmen, imagi, serta cita-cita.
Hal inilah yang membuat PKB tumbuh dan kuat secara natural dan murni dalam denyut perjuangan ke-Islam-an, kebangsaan dan ke-Indonesia-an. Komitmen inilah yang akan membuat PKB kokoh, abadi dan tidak goyah oleh keadaan apapun.
PKB patut berbangga, 25 tahun PKB telah menjalankan seluruh tanggung jawab sejarah perjuangannya dengan berbagai produktivitas, kemampuan, mewarnai dengan berbagai prestasi-prestasi yang dahsyat baik di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten-kabupaten/kota di seluruh Tanah Air.
Selama 25 tahun berdiri, PKB terus tumbuh menjadi kekuatan politik dan siap menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan Indonesia adil, makmur dan sejahtera.
Di usianya yang semakin matang, PKB diharapkan terus meningkatkan kiprahnya untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Catatan Refleksi
Menurut penulis, setidaknya ada 2 (Dua) catatan refleksi dalam tulisan Refleksi 25 Tahun PKB ini:
Pertama, sebagai partai politik (parpol) papan atas dan memiliki basis massa cukup kuat, PKB telah menjadi bagian dari solusi masalah kebangsaan. PKB telah hadir sebagai penengah bagi konflik yang kerap menjadi ancaman bagi persatuan bangsa.
Misal: dibuktikan dengan berbagai langkah konkret yang dilakukan PKB ketika bangsa ini dilanda krisis akibat pandemi Covid-19. Semua jajaran PKB diinstruksikan untuk turun tangan sekuat tenaga guna membantu keadaan masyarakat yang mengalami kesulitan melalui gerakan Aksi Melayani Indonesia.
Kedua, pengabdian PKB yang tiada hentinya melalui peran kebijakan eksekutif maupun pembuatan berbagai regulasi di DPR, DPRD provinsi, dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Misal: kiprah PKB dalam memperjuangkan legislasi dan kebijakan yang berpihak pada kepentingan umat, seperti dalam inisiatif RUU Pesantren, UU Jaminan Produk Halal, UU Zakat, UU Penanganan Fakir Miskin, dan UU terkait masalah keummatan lainnya.
Banyak sekali pekerjaan besar para pejuang dan kader PKB baik yang duduk du eksekutif ataupun legislatif yang terus menjadi ujung tombak PKB menjadi bagian pengabdian PKB untuk rakyat, bangsa dan negara.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Gus Muhaimin dalam beberapa kesempatan kerap mengingatkan bahwa partai ini lahir bukan sekadar meramaikan, melainkan turut serta ambil bagian memberikan solusi atas persoalan bangsa.
Gus Imin selalu mengajak kepada seluruh kader PKB untuk terus berkhidmat untuk kesejahteraan rakyat dan kemakmuran rakyat.
Ini penegasan yang mencerminkan tanggung jawab besar partai yang lahir berada di dalam maupun di tengah kehidupan masyarakat, partai yang lahir dari dan oleh nafas kehendak rakyat.
Eksistensi partai di tengah masyarakat dalam balutan ‘Indonesia Raya’ semata-mata adalah perwujudan visi dan tujuan Partai Kebangkitan Bangsa, antaralain: Mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945; Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara lahir dan batin, material dan spiritual; dan mewujudkan tatanan politik nasional yang demokratis, terbuka, bersih dan berakhlakul karimah.
Baca juga:
Ernest, Apa itu Dunguh?
|
Ditambah dengan posisi politik PKB dengan warisan politik ahli sunah waljamaah bisa menjadi kekuatan yang solutif dan memberikan jalan keluar agar energi bangsa ini benar-benar bukan hanya mengatasi krisis yang sedang terjadi, tetapi juga membawa kemajuan yang lebih cepat.
Bagi penulis, PKB telah menjadi aliran ombak lautan besar yang bisa masuk ke seluruh ‘ruang-ruang cinta rakyat Indonesia raya’ dan bisa masuk ke seluruh masyarakat
Penulis yakin, PKB akan terus merangkai semangat kebangsaan dan nilai keagamaan dalam harmoni merah putih. Cinta Tanah Air bagian dari iman.
Dus, lengkaplah di usia dua puluh lima tahun kelahirannya, PKB akan terus bergerak memperjuangkan terwujudnya negara sejahtera lahir batin.
Selamat Hari Lahir ke-25 Partai Kebangkitan Bangsa!
Tentang Penulis: Eko Supriatno
Penulis Buku Gus Muhaimin Gasspolll (Penggerak Kaum Sarungan Menuju Istana), Tenaga Ahli DPRD Banten.