PUPR Pandeglang Akan Usulkan Perbaikan Irigasi Tak Berfungsi di Koroncong 

    PUPR Pandeglang Akan Usulkan Perbaikan Irigasi Tak Berfungsi di Koroncong 

    Pandeglang, - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pandeglang akan mengusulkan saluran irigasi yang rusak akibat dimakan usia di Desa Karangsetra, Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, itu akan diperbaiki pada tahun 2024.

    Sekretaris DPUPR Kabupaten Pandeglang, Bayu Daniswara mengatakan, terkait saluran irigasi yang rusak ini pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan pengecekan dan pengukuran ke lokasi tersebut.

    “Iya udah turun itu ke lokasi peninjauan waktu hari Jum'at, hari Senin nya lebih detail lagi pengukuran sama tim teknisnya, ” ungkapnya kepada wartawan, Selasa (23/5/2023).

    “Nah ini kan kita enggak bisa langsung yah misalkan ada kejadian langsung kita tangani, mungkin ini sebagai usulan untuk tahun depan, ” sambungnya.

    Ia melanjutkan, setelah dilakukan peninjauan saluran irigasi ini nantinya akan diusulkan perbaikan pada tahun 2024 dalam upaya mendukung peningkatan produksi padi atau pertanian di daerah setempat.

    “Karena kan anggaran udah enggak bisa dianggarin sekarang. Kita sangat mendukung upaya peningkatan produksi padi dan tahun ini kita usulkan anggaran dulu, Insya Allah tahun depan baru diperbaiki agar petani menjadi mudah mengalirkan air ke areal sawah saat musim tanam tiba, ” tuturnya.

    Sebelumnya diberitakan, sejumlah area persawahan di Desa Karangsetra, Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang, terancam kekeringan yang diakibatkan aliran irigasi ke area persawahan tidak berfungsi.

    Kepala Desa Karangsetra, Mahdar mengungkapkan, rusaknya irigasi ini dikarenakan faktor umur bangunan yang sudah cukup lama sehingga kurang lebih 40 hektar area pertanian tersebut tidak teraliri air.

    “Ya memang bangunan irigasi sudah terlalu lama belasan tahun sampai ke saluran cacingnya. Ya ini jadi kendala para petani, ” ungkapnya, kepada wartawan, Kamis (18/5).

    “Kurangnya produk pertanian karena saluran air ke sawah engga ada, ” sambungnya.

    Dikatakannya, pada akhirnya berbagai macam faktor yang menghambat pertanian yang tadinya sawah ranca namun kini menjadi sawah tanah hujan.

    “Dulu airnya normal sekarang jadi sawah tanah hujan. Ya paling petani airnya ini dari hujan aja, ” kata Mahdar.

    Sementara petani, Zarkasih mengatakan, kondisi rusaknya irigasi ini menjadi hambatan dalam mengolah pertanian khususnya padi.

    “Perairan ini kan luas kang, jadi petani itu menggarap sawah agak terhambat, ini kan ada air karena ada air hujan. Kalau enggak terbantu sama hujan ya mungkin gagal panen lah, ” katanya.***

    Penulis: SN 

    Asep Ucu SN

    Asep Ucu SN

    Artikel Sebelumnya

    Bersama Forkopimcam, PPBNI Satria Banten...

    Artikel Berikutnya

    Optimalkan Pelayanan, Sejumlah Pejabat Struktural...

    Berita terkait